Minggu, 06 September 2009

Sekolah Dihuni Makhluk Gaib, Guru Disuruh Makan Kembang

Sekolah Dihuni Makhluk Gaib, Guru Disuruh Makan Kembang

Quantcast

Hantu !SIDOARJO, KOMPAS.com — Guru di SMA Negeri 2 Sidoarjo di Jalan Kuthuk Barat, terhenyak. Pasalnya, seluruh 57 guru diminta menjalani ritual dengan cara makan kembang mawar oleh paranormal yang didatangkan ke sekolah itu.
Kejadian tersebut berlangsung awal pekan ini, sekitar pukul 11.30 atau seusai rapat yang membahas ujian siswa di sekolah itu. Setiap guru makan satu tangkai kembang mawar, yang sudah disediakan di ruang wakil kepala sekolah.

“Para guru dipanggil masuk ke ruang itu secara bergilir. Dalam satu giliran, ada lima guru. Kemudian satu per satu dari mereka memakan kembang mawar,” tutur sumber Surya yang mengikuti ritual itu, tetapi keberatan namanya disebutkan.

Dikatakan sumber tadi, saat dikunyah, rasa bunga mawar itu sepet dan sedikit getir (pahit). Kendati rasanya tidak enak, ia terus mengunyah. Alasannya, ritual tersebut dimaksudkan untuk menjauhkan makhluk halus yang selama ini kabarnya bergentayangan di SMAN 2. “Sebetulnya hal itu tidak logis, tetapi kami didesak untuk melakukannya. Dan karena banyak guru melakukan, saya jadi takut juga dengan dampaknya jika tidak ikut memakannya. Ya akhirnya ikut saja,” tuturnya.

Apalagi, imbuh dia, ada cerita yang sudah telanjur seperti diyakini di lingkungan sekolah itu bahwa sejumlah kematian guru dan pegawai non-guru di sana adalah akibat pengaruh makhluk gaib ‘penghuni’ sekolah. Beberapa kali juga terjadi, para siswa di salah satu sekolah favorit di Kota Sidoarjo itu kesurupan.

Mulai tahun 1989 ada sekitar 20 guru yang menderita aneka penyakit tetapi kebanyakan kanker. Tujuh di antaranya meninggal dunia dalam usia relatif muda. Guru yang meninggal dunia pada 1989 yakni Dra Endang Indrawati (47) sakit kanker kelenjar endokrin. Dra Asmaningsih tahun 1989, Erning Suparti Tamsi SH tahun 1998 dan kemudian Dra Endang Suhartuti tahun 1998. Ketiganya menderita kanker payudara.

Guru yang meninggal berikutnya adalah Drs Harjono Hardjowarsito tahun 2001 karena kanker nasofaring, dan Drs Alexander Subiyanto meninggal 2005 karena stroke. Terakhir yang meninggal adalah staf Tata Usaha (TU) SMAN 2, Haryanto, sekitar tahun 2008.

Kematian tujuh guru dan staf itu menimbulkan sejumlah spekulasi. Ada yang menghubung-hubungkannya dengan kemungkinan keberadaan medan magnet di perut bumi, yang kebetulan tepat berada di lokasi sekolah. Juga muncul pula pembicaraan bahwa sekolah itu merupakan ‘kerajaan’ makhluk halus.

Seorang pemilik warung di depan SMAN 2 mengakui adanya cerita dari mulut ke mulut tentang keangkeran sekolah itu.

“Katanya, makhluk halus itu menampakkan diri sebagai ibu yang menggendong anak kecil di lapangan sekolah. Biasanya, yang melihatnya adalah siswa baru. Saya merinding kalau mendengar ceritanya,” kata pemilik warung.

Penuturan senada diungkapkan pedagang lainnya. Katanya, makhluk halus itu bercokol di pos keamanan sekolah di bagian depan. Namun, ia sendiri tidak pernah melihat penampakannya, hanya mendengarnya dari cerita-cerita.

Penjaga SMAN 2, Karmadi (yang dipanggil Pak Di), menegaskan tidak ada apa-apa di sekolah selama ini. Ketika ditanya mengenai ritual guru makan kembang, ia terkesan menjawabnya dengan bergurau. “Makan kembang itu enak mas. Apalagi kembang turi ditaburi bumbu pecel,” ucap Karmadi sambil tersenyum.

Karena berkembangnya cerita-cerita tentang adanya makhluk ghaib itu, pada 2006 Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 2, Titik Sunarni mengirim surat ke Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Pemkab Sidoarjo. Surat itu berisi permohonan agar SMAN 2 direlokasi atau dipindah. Rupanya, permohonan itu dituruti oleh Diknas. Lahan seluas 1,1 hektar sudah tersedia dan diuruk sehingga tinggal mendirikan bangunan di atasnya.

Kasek SMAN 2 yang coba dikontak Surya beberapa waktu lalu tidak ada di tempat. Wartawan Surya yang datang ke SMAN 2 ditemui oleh koordinator TU, Mukhtadi, yang menyangkal cerita takhayul tentang sekolah itu.

Mukhtadi bahkan menyebut ngawur kabar yang menyatakan bahwa ada 57 guru SMAN 2 melakukan ritual makan kembang. “Dari mana sampeyan dapat informasi itu, mungkin saja ada kru guru yang gelisah sehingga membuat cerita tidak benar di luar,” ujarnya.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Humas Drs Amirul, yang sempat sebentar turut menemui Surya di ruang TU, hanya tersenyum saat ditanya mengenai ritual makan kembang yang dilakukan oleh para guru.

Menurut Mukhtadi, semua sekolah pasti ‘dijaga’ makhluk halus. Ketika dia masih bertugas di SMAN I Sidoarjo, misalnya, cerita tentang adanya makhluk halus juga beredar di sana.

“Macam-macam. Katanya, ada suara orang minta tolong lah atau yang lain,” kata dia. Dijelaskannya, ahli ilmu kebumian (geologi) dari luar negeri dan Institut Teknologi Bandung (ITB) serta seorang profesor pernah datang ke SMAN 2 untuk meneliti kemungkinan adanya medan magnet bumi tepat di bawah lokasi sekolah.

Setelah tanah dibor sampai kedalaman 12 meter dan dianalisis, ternyata tidak terdapat kesimpulan yang ganjil. “Nah, itu berarti kematian guru bukan disebabkan oleh pengaruh magnet bumi atau gangguan makhluk halus,” jelas Mukhtadi sambil menambahkan bahwa guru yang meninggal dunia itu usianya sudah tua dan beberapa kali dirawat di rumah sakit (RS).

Meski diguncang rumor yang kurang ’sedap’, prestasi SMUN 2 Sidoarjo justru makin moncer. Di tahun 2008, sebanyak 89 siswanya lolos PMDK. Pada tahun 2009 ini, lebih banyak lagi siswa yang diterima di ITB, UI, UGM serta perguruan tinggi negeri di Jatim, seperti ITS, Unair, dan Unesa. “Ini bukti SMUN 2 memang jawara dalam melahirkan siswa berprestasi,” ungkap sumber itu.

Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo, Anik Maslachah, mendukung upaya relokasi SMAN 2 secepatnya. Pasalnya, lokasi SMAN 2 saat ini dinilai sudah tidak layak karena siswa sering kesurupan, dan beberapa guru meninggal dunia akibat menderita kanker payudara dan penyakit lain.

“Sebagai tempat, sekolah kan seharusnya mendatangkan kenyamanan dan keamanan bagi anak didik sekaligus para guru?” kata Anik dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB). Menurut Anik yang juga anggota tim panitia anggaran (Panggar) untuk relokasi SMAN 2, sudah dilakukan pembelian sebidang tanah di kawasan Jl Lingkar Barat, Kecamatan Candi, sejak 2008 untuk didirikan bangunan sekolah di atasnya. Dana yang dianggarkan dalam pembangunan gedung SMAN 2 yang telah dimulai pada 2009 ini, senilai Rp 9 miliar. Sifat proyeknya jangka panjang atau multi year.

“Mudah-mudahan tahun ajaran 2010 nanti, gedung baru untuk SMAN 2 sudah bisa ditempati,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Diknas Pemkab Sidoarjo Drs HMG Hadi Sutjipto yang dihubungi via ponsel, tidak dijawab. mif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar